Terapkan IP 400, Kementan Optimistis Produktivitas di Klaten Meningkat
Untuk meningkatkan produktivitas, Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan strategi pemenuhan kebutuhan pangan, salah satunya dengan menggenjot program prioritas yakni Optimalisasi Peningkatan Indeks Pertanaman (OPIP). Program ini bertujuan meningkatkan produksi padi dengan cara menanam dan memanen padi sebanyak 4 kali dalam setahun.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya beberapa bencana alam di Indonesia, perlu menjadi perhatian serius.
Mentan pun berkesempatan melaksanakan tanam perdana pencanangan indeks pertanaman (IP) 400 Jawa Tengah bersama dengan Bupati Klaten di Kelompok Tani (Poktan) Tani Bahagia III Desa Sribit Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten pertengahan Januari yang lalu.
“Tahun 2022 ini, Kabupaten Klaten menargetkan luas 1010 ha di 88 Poktan, yang tersebar di 69 desa di 22 kecamatan. Varietas padi yang digunakan adalah Rojolele Srinuk. Varietas padi itu diperoleh dari hasil penelitian bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang bisa mengurangi ketinggian padi rojolele indukan dari 160 cm menjadi 113 cm dan memperpendek masa tanam dari 160 hari menjadi 105 hari,” tutur Sri Mulyani.
Namun pemerintah terus memikirkan agar Indonesia mampu menyediakan pangan sendiri dan memanfaatkan pangan lokal.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten, Widiyanti, mengungkapkan pihak dinas akan terus ikut serta dalam mendorong dan mendampingi petani untuk melakukan percepatan olah tanah sehingga akan mencapai target yang diinginkan.
“Kami mendorong agar petani tetap semangat, tidak menyerah dengan adanya OPT karena Klaten ini sebagai salah satu kabupaten penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah siap mensukseskan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045. Kegiatan OPIP yang sedang digalakkan saat ini diharapkan dapat merangsang minat petani untuk mengembangkan tanaman padi di lahan-lahan yang tersedia di tiap wilayah dengan berkoordinasi kepada penyuluh pertanian pendampingnya,” tutur Widiyanti.
Telah terbit di : https://destinasidigital.com/