PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Pahit-Manis Porang sang Primadona Baru




Porang kini menjadi komoditas yang tengah naik daun. Bahkan pemerintah menetapkan porang sebagai komoditas superprioritas.

Porang dengan umbinya merupakan salah satu kekayaan hayati Indonesia, yang sudah dikenal sejak masa penjajahan Jepang. Saat itu, rakyat Indonesia dipaksa menanam secara liar di kawasan hutan. Tujuannya tak lain diambil umbinya saat panen untuk disimpan sebagai cadangan makanan masa perang dan sebagian lagi diekspor ke negaranya.

Berakhirnya masa perang dan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak umbi porang dilakukan proses penanaman yang lebih baik. Hal ini dipengaruhi berbagai informasi yang masuk ke Indonesia. Umbi porang memiliki kelebihan dari umbi-umbian lain yang tumbuh di Indonesia.

Ternyata ada perbedaan pada masing-masing umbi-umbian kelompok Amorphophallus dari bentuk daun, batang, umbi dan informasi penunjang penggunaannya. Umbi porang tidak bisa dikonsumsi langsung dibandingkan suweg yang setelah panen bisa langsung dikonsumsi.

Mengapa umbi porang tidak dapat dikonsumsi langsung? Umbi porang merupakan golongan Amorphophallus. Umbi--umbian Amorphophallus mengandung karbohidrat tinggi, tetapi pembatasnya mengandung kristal oksalat cukup tinggi.

 

Jika mengkonsumsi oksalat, maka dapat menyebabkan lidah dan tenggorokan terasa gatal dan panas. Sedangkan asam oksalat merupakan senyawa antigizi, yang mengikat kalsium, sehingga sulit diabsorpsi karena tidak tersedia bagi tubuh manusia.

Menurut beberapa hasil penelitian, untuk menghilangkan oksalat bisa menggunakan garam maupun asam dengan berbagai macam metode perlakuan yang digunakannya.

Kandungan karbohidrat porang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar dan gula reduksi. Glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang. Perbandingan antara kandungan glukomannan pada golangan Amorphophallus.

Kedua, larutan kental tersebut bersifat seperti plastik dengan kekentalan mencapai 35.000 cps pada konsentrasi larutan 1 persen, sehingga sangat sesuai untuk bahan pengental. Viskositas ini lebih tinggi dibandingkan dengan bahan pengental alami lainnya.

Sifat ini sesuai untuk penggunaan glukomannan dalam pembuatan sejumlah makanan sehat untuk program penurunan berat badan. Misalnya, cake, mie, kue kering, roti, sosis, bakso, dan makanan tiruan untuk vegetarian.

Keempat, sifat merekat yang kuat dalam air, namun dengan penambahan asam asetat sifat tersebut akan hilang. Kelima, dapat diendapkan dengan etanol dan kristal yang terbentuk dapat dilarutkan kembali dengan asam klorida encer.

Keenam, sifat mencair seperti agar. Ketujuh, stabil pada kondisi asam dan tidak menggumpal sampai pH di bawah 3,3. Kedelapan, toleran terhadap konsentrasi garam tinggi. Kesembilan, mampu membentuk lapisan tipis (film) yang bersifat tembus pandang (jernih). Dengan penambahan NaOH atau gliserin, dapat dihasilkan film yang kedap air.

Dapat disimpulkan dari sifat glukomannan sangat banyak memiliki manfaat untuk industri pangan, kimia, dan farmasi di antaranya produk makanan. Contohnya konnyaku, mie merk shirataki. Selain itu, sebagai campuran/tambahan berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai. 

Sifat glukomannan juga bisa sebagai pengental untuk produk sirup dan sari buah; bahan pengisi dan pengikat tablet; bahan pelapis (coating dan edible film); bahan perekat (lem, cat tembok); pelapis kedap air; penguat tenunan dalam industri tekstil; media pertumbuhan mikrobia; dan bahan pembuatan kertas yang tipis, lemas, dan tahan air.

Dengan demikian, porang mempunyai potensi pasar yang cukup besar sebagai komoditas industri. 

Reporter : Diana Triswaningsih/ Yeniarta
Telah terbit di : https://tabloidsinartani.com/