Belajar Ke Jepang, Ferry Sukses Usaha Tempe dan Peternakan
Sukses berwirausaha menjadi impian banyak orang, tidak terkecuali Ferry Setyawan. Impian pemuda asal Pasuruan, Jawa Timur ini kini telah menjadi kenyataan, karena lewat usahanya ia sudah bisa memperkerjakan 8 karyawan dan memproduksi 3-5 kwintal kedelai per hari dan memelihara ratusan ternak baik sapi, domba maupun itik pedaging.
Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, pemuda kelahiran 13 februari 1990 ini sudah diajarkan orang tuanya untuk menjadi pengusaha dengan membantu mereka berjualan tempe dan beternak.
“Waktu SMA saya minta dibelikan sepeda motor sama orang tua, ternyata mereka memberi uang muka untuk membeli sepeda motor, kemudian disuruh memerah susu sapi untuk dikirimkan ke KUD, mencari rumput dan menjual tempe ke pasar, hasilnya digunakan untuk membayar cicilan motor,” kenangnya.
“Setelah pulang dari Jepang saya berpikir minimal harus bisa seperti di Jepang, awalnya usaha tempe masih rendah kurang lebih 3 kg, saya masukkan ke beberapa catering, rumah makan, itu kita memang promosi banting harga dengan kwalitas tinggi tapi harganya diskon untuk menarik minat pembeli atau pasar, produksi saat ini per hari 3-5 kuintal kedelai, pegawai 8 orang, harganya kita naikkan Rp 16-20 ribu untuk setiap lembarnya dengan kualitas yang tetap sama,” ujarnya.
“Kalau ternak awalnya merawat punya orang 4 ekor, kemudian bisa membeli sendiri 2 ekor, terus bertambah 6 ekor, ada domba dan itik pedaging juga sebelum ada 2000 ekor tapi sekarang tinggal 500 ekor, tidak berani banyak-banyak karena pasarnya masih belum baik. Harga jual sapi bisa Rp 18-20 juta per ekor, yang pedaging harga pembelian Rp 15-16 juta, bisa terjual Rp 30 juta dalam 8 bulan perawatan, saat ini saya membeli lahan sawah untuk menanam padi, ada tiga lokasi hasil dari penjualan sapi, rencananya akan saya tanam padi jenis IR 64 di musim kemarau dan jenis Ciherang pada musim penghujan,”paparnya.
Oleh : Soleman