Dedih Kurniawan, Sarjana Kimia Memilih Menjadi Petani Beromzet Puluhan Juta
Kementerian Pertanian (Kementan) sejak tahun 2020 memiliki target penumbuhan pengusaha pertanian milenial yaitu sebanyak 500.000 setiap tahun sehingga totalnya 2,5 juta petani milenial pada tahun 2024. Selain Kementan memiliki banyak program strategis diantaranya program petani milenial, penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA), penerapan digitalisasi pertanian dan sebagainya.
Berdasarkan hal itu, salah satu DPM dari Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, Dedih Kurniawan, tengah melakukan resonansi kepada petani milenial di daerah Magetan yang diawali dari Kecamatan Plaosan untuk tergabung dalam taruna tani.
“Saya mulai usaha pertanian secara serius pada tahun 2016 selepas menjadi manager program pertanian terintegrasi di badan amil zakat Kabupaten Sragen. Tahun 2019 saya resign dan membesarkan pertanian milik saya di Magetan lalu bergabung di kelompok tani,” tutur Dedih.
“Dalam satu hari, saya bisa mengolah susu sapi sebanyak 16 liter dari para peternak sapi perah yang berjumlah 70 orang di sekitar Plaosan. Saya mengolah menjadi olahan yogurt dan stik susu, dan saat ini sedang menunggu izin edar dari BPOM,” imbuh Dedih.
“Pertanian itu jelas janjinya, jelas menguntungkan, kamu belum tau aja, kamu belum coba. Belum pernah saya melihat pertanian yang dilakukan secara baik dan benar membuat orang mengalami kerugian dan kesulitan, karena pertanian tidak pernah ingkar janji,” kata Mentan SYL.
“Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan, selama manusia hidup selama itu pula pertanian menjadi suatu kebutuhan. Pertanian adalah masa depan untuk memimpin pembangunan pertanian Indonesia,” ujar Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi.
“Berawal dari hobi bercocok tanam, saat ini usaha yang saya rintis ini beromzet 30 juta bersih. Hal ini menjadi modal bagi saya untuk terus berusaha, dan terus menjalin jejaring dengan petani lainnya. Hal ini sangat penting, mengingat kondisi masih pandemic Covid dan berpengaruh pada kondisi usaha kami,” tandas Dedih.
“Dedih telah mampu bersinergi bersama penyuluh dan petani lainnya dalam dunia pertanian dan penumbuhan petani muda. Apalagi wilayah kami ini sangat dekat dengan wisata air yakni Telaga Sarangan yang mampu menarik minat wisatawan menikmati keindahan telaga dan alam sekitar Sarangan,” tutur Suminten. Ia juga menambahkan, melalui rutinitas pertemuan kelompok tani di daerah Plaosan, sinergi yang dibangun berjalan baik. Bahkan saat ini terdapat 88 kelompok tani binaan di BPP Plaosan dengan total luas lahan tanam 6 ribu Ha, 85% tanaman hortikultura dan sisanya tanaman pangan. Selain itu terdapat banyak peternak sapi dan ayam di wilayah binaan BPP Plaosan. SY/YNI
Telah terbit di : https://www.swadayaonline.com/