Kementan Terus Cetak Wirausahawan Muda Pertanian
Sektor pertanian terbukti menjanjikan. Bahkan seorang sarjana kimia di Magetan, Jawa Tengah, memilih menjadi petani. Ia kini memiliki omzet hingga puluhan juta.
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri memiliki target penumbuhan pengusaha pertanian milenial hingga 2,5 juta petani milenial pada tahun 2024. Selain Kementan memiliki banyak program strategis diantaranya program petani milenial, penumbuhan wirausahawan muda pertanian (PWMP), Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA), penerapan digitalisasi pertanian dan sebagainya.
Dedih Kurniawan, adalah lulusan sarjana dari Universitas Brawijaya Malang jurusan Kimia. Ia memilih menjadi petani diawali dari sebuah hobi. Ia berujar bahwa dunia pertanian membuatnya semangat dalam berwirausaha agribisnis sebagai pilihan hidupnya dalam bekerja.
Berbagai tanaman sayuran seperti kentang, wortel, brokoli, tomat, cabai keriting, kubis ditanam di lahan seluas 1 Ha, ditambah dengan peternakan ayam kampung yang khusu produksi DOC dan ayam pedaging serta pengolahan susu sapi menjadi olahan yogurt.
Semangat Dedih dalam berusahatani tak main-main. Saat ini ia tengah mengembangkan beras sehat yakni beras merah dan beras hitam varietas ciherang bebas residu kimia. Sebagai sarjarna kimia, Dedih membuat pupuk sendiri lalu diujinya sendiri di lahan yang gunakan untuk bertanam. Beras sehat yang ia maksud full perlakuan tanpa pupuk kimia dan rabuk kendang, dan hanya menggunakan nutrisi hayati. Tak hanya itu, untuk pengembangan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Sarangan Agro Lestari miliknya, Dedih juga tengah focus mengembangan agro edu wisata dengan pertanian ramah lingkungan, disamping sarana prasarana untuk kegiatan pembelajaran atau permagangan di P4S nya.
Sebagai petani binaannya, Suminten sebagai Koordinator BPP Plaosan menuturkan, bahwa Dedih Kurniawan telah banyak pengalaman untuk berbagi ilmu bagi petani di wilayah Plaosan khususnya, dan Kabupaten Magetan umumnya.
Ia juga menambahkan, melalui rutinitas pertemuan kelompok tani di daerah Plaosan, sinergi yang dibangun berjalan baik. Bahkan saat ini terdapat 88 kelompok tani binaan di BPP Plaosan dengan total luas lahan tanam 6 ribu Ha, 85% tanaman hortikultura dan sisanya tanaman pangan. Selain itu terdapat banyak peternak sapi dan ayam di wilayah binaan BPP Plaosan.
“Pertanian itu jelas janjinya, jelas menguntungkan, kamu belum tau aja, kamu belum coba. Belum pernah saya melihat pertanian yang dilakukan secara baik dan benar membuat orang mengalami kerugian dan kesulitan, karena pertanian tidak pernah ingkar janji,” kata Mentan SYL.
“Pertanian adalah sebuah masa depan yang pasti dibutuhkan, selama manusia hidup selama itu pula pertanian menjadi suatu kebutuhan. Pertanian adalah masa depan untuk memimpin pembangunan pertanian Indonesia,” tutup Dedi Nursyamsi.
Telah terbit di : https://indonesia.crossborder.co.id/