PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Gandeng Komisi IV, Kementan Gelar Bimtek di Grobogan Dongkrak Kapasitas Petani




Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian.

Menurutnya, peningkatan SDM yang profesional bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, bimbingan teknis, maupun sertifikasi profesi, salah satunya untuk penyuluh dan petani.

“Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” tegas Mentan SYL.

“Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian,” ujar Dedi.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (PPMBTPH).

Kegiatan yang dihadiri Firman Subagyo, anggota DPR RI Komisi IV, Kepala Balai Besar PPMBTPH Warjito dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Sunanto, Praktisi dari Fakultas pertanian INSTIPER Setyastuti Purwanti, Praktisi dari PT. Hibrida Jaya Unggul Satiyono dan 100 Petani Kabupaten Grobogan.

Melalui bimtek diharapkan bisa meningkatkan kompetensi petani untuk membangun pertanian. Utamanya dalam meningkatkan keahlian yang akan mendorong peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan, Sunanto, mengatakan upaya untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri salah satunya melalui sistem tanam Tumpang Sisip (Tusip) atau Relay Croping.

Menurut Sunanto, petani Grobogan selama ini menerapkan dua model tanam methuk. Pertama, kedelai methuk jagung. Jadi petani menanam kedelai ketika jagung berumur 80-90 hari. Ketika jagung panen, kedelai sudah berumur sekitar satu bulan. Sekitar 45 hari berikutnya kedelai dapat dipanen. Setelah itu jagung kedua dapat ditanam.

Sunanto menjelaskan, teknik budidaya methuk dalam pemangkasan tunas jagung dilakukan setelah kedelai berumur 5-7 hari. Hal ini bertujuan untuk melindungi benih kedelai yang ditanam dari terpaan hujan dan gangguan lainnya.

Model kedua adalah jagung methuk jagung. Budidaya jagung kedua ketika berumur 80-90 hari atau satu bulan sebelum panen sudah ditanam benih jagung susulan berikutnya yakni tanam jagung ketiga. “Ini sebenarnya super intensif,” katanya. (Harmoko-Yeniarta)

Telah terbit di : https://suarajatim.co.id/