Bima Dorong SDM Petaninya Meningkat Melalui Adopsi Teknologi
Areal tanaman bawang merah seluas 1952,45 ha menjadikan Kecamatan Sape di Kabupaten Bima, Provinsi NTB sebagai penghasil bawang merah terbesar di Kabupaten Bima.
Tanaman bawang merah ini dibudidayakan oleh 6.883 anggota kelompok tani (poktan) dari 178 poktan yang tersebar di 18 desa. Terhampar luas di depan Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sape.
”Dalam dua kali tanam, Sape mampu menghasilkan produksi terendah 11-13 ton/ha, sedangkan produksi tertinggi mencapai 13-17 ton/ha,”ungkap Mariati, Koordinator BPP Kecamatan Sape.
Ia menambahkan, Kecamatan Sape pernah menjadi penghasil bawang merah terluas pertama di Kabupaten Bima, sebelum kecamatan lain melakukan perluasan areal tanam.
Kemampuan sumber daya manusia (SDM) bagi pelaku utama terhadap teknologi masih harus didorong agar menerima dan melaksanakn rekomendasi sehingga bisa memicu peningkatan teknologi pertanian.
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), untuk mendorong pengembangan teknologi pertanian di Indonesia, harus dilakukan secara besar-besaran dan massif.
“Pengembangan SDM secara massif adalah mengadopsi teknologi yang dapat memacu dan memicu peningkatan produktivitas petani yang merupakan salah satu penduduk terbanyak di Indonesia," tegas SYL
Mentan juga mengingatkan petani tidak perlu takut dan alergi mengadopsi teknologi pertanian.
“Sebenarnya petani di daerah ini telah berusaha mengadopsi teknologi yang diberikan melalui penyuluhnya, seperti teknologi penyiraman, petani di Kecamatan Sape telah 50% menggunakan springkle. Sedangkan untuk pemupukan 100 % pelaku utama telah menggunakan teknologi rekomendasi,” terang Basri, Koordinator Kelembagaan dan SDM Penyuluh di Kabupaten Bima.
Basri menambahkan, bahwa untuk panen dan penanganan pasca panen dikerjakan oleh pelaku utama, tidak ada penjualan sitem tebas, dengan rantai pasar yang juga dilakukan oleh pelaku utama, pedagang pengumpul, pedagang besar di Kota Bima kemudian dilanjut ke pasar antar propinsi se-Indonesia. Sehingga tidak ada kesulitan dalam pemasaran bagi pelaku utama.
Dalam arahannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi sering mengatakan, bahwa pengembangan SDM Pertanian diarahkan pada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk membentuk kepribadian yang mandiri bagi SDM pertanian, khususnya petani.
“Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan teknologi yang dibutuhkan pertanian," tegas Dedi Nursyamsi. MYT/NUR/YNI
Telah terbit di : https://www.swadayaonline.com/