PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Sobat Hayati, Cara Banyuwangi Dorong Pertanian Ramah Lingkungan




Banyuwangi----Upaya pengendalian hama tanaman dilakukan secara masif oleh Pemerintah Daerah Banyuwangi. Tidak hanya meluncurkan program Lesti Syantik (Lestarikan Tyto alba si Pemangsa Tikus), Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi juga melucurkan Program Sobat Hayati.

Peluncuran kedua program tersebut berlangsung pada acara Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) pada 24 Agustus 2022 lalu. Sobat Hayati atau solusi hebat dengan agens hayati merupakan upaya mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan serta berkelanjutan. Sobat Hayati diproduksi PPAH (Pos Pelayanan Agens Hayati) Tani Makmur Desa Kedungasri Kecamatan Tegaldlimo Kabupaten Banyuwangi.

Melalui Sobat Hayati diharapkan banyak petani yang menggunakan agens hayati dalam mengendalikan hama dan penyakit. Dengan demikian, penggunaan pestisida kimiawi dapat berkurang dan dapat mewujudkan lingkungan yang ramah lingkungan dan pertanian berkelanjutan.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat berkunjung ke PPAH Tani Makmur menilai, Sobat Hayati ini sangat bagus karena mendukung pertanian organik dan pertanian berkelanjutan. Namun ia mengingatkan agar hati-hati, karena bisa terkontaminasi mikroba jahat.

“Sobat Hayati sangat bermanfaat untuk memfasilitasi petani dalam menggunakan agens hayati,” ujar Ipuk saat mencoba praktek menginokulasikan agens hayati.

Agens hayati adalah organisme yang meliputi spesies dari semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan, bakteri, virus, mikroplasma serta organisme lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tanpa memberikan fitotoksin terhadap tanaman dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

PPAH Tani Makmur menyediakan agen hayati seperti Trichoderma sp, Pseudomonas fluorescens, Beauveria bassiana dan Lecanicillium lecanii. Selain memproduksi Agens hayati juga menyediakan Asam Humat, mol akar, hormon (Sop Giberelin), Bubur California, Booster serta Teh Kompos.

Jamur Trichoderma sp. berfungsi mengendalikan penyakit layu dan bercak daun serta sebagai dekomposer dalam pembuatan pupuk organik. Bakteri Pseudomonas fluorescens berfungsi mengendalikan penyakit layu pada tanaman tomat.

Jamur Beauveria bassiana yaitu cendawan entomopatogen yang dapat menimbulkan penyakit pada serangga, dapat mengendalikan hama walang sangit, wereng batang coklat dan hama kutu pada tanaman sayuran dan buah.

“Kedepannya nanti, akan kita usulkan untuk ijin edarnya, agar bisa dipasarkan,” kata Muhammad Khoiri, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi.

Kegiatan yang dilaksanakan PPAH Tani Makmur di Banyuwangi sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan menggunakan teknik yang lebih modern.

“Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita,” kata SYL.

Senada dengan pernyataan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga selalu menekankan pentingnya kegiatan usaha tani yang berorientasi pada peningkatan produksi serta kualitas produk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.

“Peran penyuluh serta lembaga kelompok tani dan Gapoktan sangat diperlukan dan perlu ditingkatkan apalagi sejak adanya pandemic Covid 19 ini. Sektor pertanian menjadi tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa untuk itu pertanian tidak boleh berhenti,” tegas Dedi.

Reporter : Amalia/ Toha/ Yeniarta

Telah terbit di : tabloidsinartani.com