Sinergi Kementan dan BNPT Latih Eks Napiter Terorisme Melalui Tematik Budidaya Jagung di Sumbawa
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberd Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan melaksanakan sinergisitas dengan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) melalui pelatihan Tematik BNPT Budidaya Jagung di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tim Sinergisitas BNPT yang terdiri dari 46 Kementerian dan Lembaga ini berusaha memberikan pembangunan fisik dan non fisik kepada kelompok mantan napiter jaringan kelompok radikal dan keluarganya dalam rangka deradikalisasi yang merupakan bagian pencegahan tindak pidana terorisme.
Konsep sinergitasitas di kalangan eks napiter, keluarga, penyintas, dan kelompok radikal, dikarenakan radikal terorisme diawali dengan munculnya sikap intoleransi. Dengan harapan konsep pemberdayaan kelompok ini agar sejahtera dan menjadi sebuah solusi untuk menyentuh kalangan kelompok radikal tersebut. Sebaliknya dengan kehadiran kita, mereka lambat laun akan menjadi masyarakat yang bangga dengan pemerintahan dan negaranya.
Kementerian Pertanian RI akan membantu sepenuhnya melalui pelatihan, sehingga program pencegahan terorisme dapat dilakukan dari hulu hingga hilirnya. "Kami memberikan support penuh kepada BNPT, agar terus kita memotivasi memberikan edukasi yang tepat, semua kegiatan pangan kita berbasis hilirisasi. Hulunya pencegahan (terorisme), hilirnya pembinaan hingga produk jadi," jelas Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi.
Pembukaan pelatihan di Kabupaten Sumbawa dibuka secara langsung oleh Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor , dan dihadiri secara langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Sumbawa, Koordinator Pelaporan BNPT, Eddy Purwanto, Kepala BPP Moyo Hulu dan Kepala Desa Batu Bulan.
Menurut Sumardi Noor, pelatihan ini merupakan tambahan pengetahuan, keterampilan di bidang pertanian yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan produksi jagung di daerah Sumbawa pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
“Pendekatan lunak merupakan strategi yang dianggap berjalan dengan baik dalam menangani persoalan radikalisme terorisme di Indonesia adalah pemberian dan bimbingan pengetahuan dan ketrampilan, sehingga mereka bangkit dari kedukaan masa lalu, dapat merencanakan masa depan yang lebih baik dan mempunyai cinta NKRI serta mendukung pemerintah,” ujar Sumardi.
Selama mengikuti pelatihan, seluruh peserta Nampak antusias dari awal hingga akhir pelatihan berjalan. Apalagi penurunan produksi pertanian di Sumbawa diakibatkan oleh terlalu banyak dosis pupuk anorganik dan penggunaan pestisida kimia sintetis yang berlebihan. Sehingga selain produksinya turun, biaya produksi juga meningkat dan tanah semakin gersang.
“Hal ini yang membuat para petani kebingungan untuk berbudidaya. Dengan adanya pelatihan ini para peserta mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang diinginkan yaitu bagaimana cara membuat pupuk organik, baik cair maupun padat, membuat PGPR, membuat Trichoderma, dimana semua materi ini dapat memulihkan kesuburan tanah dan menekan biaya produksi,” kata Saeroji, Widyaiswara yang mengajar pada pelatihan ini.
Tujuan pelatihan sebagai sinergi tepat antara partisipasi BBPP Ketindan dan Tim BNPT untuk menanggulangi terorisme dalam pendekatan kesejahteraan dengan kebutuhan yang tepat sasaran. Dengan kesejahteraan masyarakat yang baik, maka salah satu aksi deradikalisasi dapat mencegah paparan paham radikalisme dan terorisme. SY/SRJ/YNI
Telah terbit di : www.swadayaonline.com