PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan

Bisa Ditiru, Inovasi Sederhana Petani Klaten Simpan Benih Kedelai




Klaten ---Kedelai termasuk produk pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, bahkan seiring perkembangan industri pangan dewasa ini dapat menjadi komoditas yang memberikan prospek cerah. Sayangnya dalam upaya meningkatkan produksi, petani kerap terkendala ketersediaan benih. Tapi ada inovasi sederhana yang petani Klaten gunakan untuk menyimpan kedelai. Seperti apa?

Dalam budidaya tanaman, ketersediaan benih harus memenuhi enam tepat yaitu mutu, varietas, jumlah, waktu, tempat dan harga. Mutu benih ditentukan secara genetis, fisiologis, dan fisik. Secara genetis, benih harus memiliki sifat sesuai deskripsi varietas yang bersangkutan.

Sedangkan untuk mendapatkan benih bermutu secara fisiologis dan fisik diperlukan penanganan pra dan pascapanen yang baik. Diantaranya, teknik bercocok tanam, pengendalian hama dan penyakit, gulma, waktu panen, cara panen, pasca panen dan penyimpanan benih.

Guna mengatasi persoalan benih kedelai tersebut, petani di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, yang dikenal sebagai penghasil kedelai mempunyai cara tersendiri. Bahkan, pada musim ini produksi di desa tersebut naik 2 kali lipat.

Petani di Desa Burikan Kecamatan Cawas melakukan inovasi sederhana dalam penyimpanan benih kedelai. Seperti disampaikan Ketua Kelompok Tani Mardi Tani. Petani di Burikan sudah biasa menyimpan kedelai untuk ditanam tahun depan, inovasi sederhana ini sudah lama dilakukan sejak ada sekolah lapang kedelai tahun 2013.

Sementara itu Tutwuri Handayani, Koordinator BPP Kecamatan Cawas mengatakan, untuk memproduksi benih kedelai benih yang bermutu, diperlukan pengetahuan praktis tentang teknik produksi benih serta pemahaman terhadap peraturan perbenihan. Sedangkan untuk menghasilkan benih kedelai bermutu tinggi, diperlukan pengelolaan pertanaman maksimal.

Misalnya, lanjut Tutwuri, pemilihan lokasi yang tepat, musim tanam, kultur teknik, waktu tanam, penanganan pascapanen, dan seleksi yang ketat. Namun cara tersebut dirasakan rumit, sehingga petani memilih untuk menyimpan secara mandiri dengan inovasi sederhana yaitu disimpan dengan abu/sekam bakar yang diberi koran sebagai pembatasnya.

Saat Gerakan Merdeka Panen Kedelai, Bupati Klaten Sri Mulyani menyempatkan praktik bersama petani dipandu penyuluh bagaimana menyimpan benih kedelai secara sederhana dengan abu dan kertas koran. Inovasi sederhana ini sangat mudah, sehingga Sri berharap bisa diadopsi petani lain, khususnya petani di wilayah Kecamatan Cawas.

“Inovasi ini ternyata sangat mudah sekali hanya cukup dengan ember yang diberi abu, lalu dilapisi kertas koran kemudian kedelai dimasukkan dilapisi koran dan abu lalu tutup rapat simpan, gampang sekali oleh sebab itu silahkan ditiru inovasi sederhana ini, semoga ke depan petani bisa mandiri benih kedelai,” tuturnya.

Sementara itu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), menegaskan pengembangan produksi kedelai harus dilakukan. Karena, kedelai adalah bahan baku utama tahu tempe yang menjadi favorit masyarakat Indonesia. "Masyarakat kita rata-rata pemakan tahu tempe. Jadi kedelai ini tidak boleh bersoal”, ujarnya.

Ia mendorong perajin tahu dan tempe untuk menggunakan kedelai lokal karena kualitasnya lebih bagus dibandingkan dengan kedelai impor. "Kami siapkan pasokan kedelai lokal, produksi kita genjot. Kedelai kita pendek-pendek, manis dan disukai masyarakat sehingga ke depan dorong budidayanya. Sesuai arahan Presiden Jokowi, hal ini untuk penuhi kebutuhan pengrajin tahu tempe. Kita carikan jalan keluarnya agar harga tahu tempe dengan kedelai lokal harganya terjangkau," tuturnya.

Dalam situasi seperti ini, solusinya adalah mengurangi ketergantungan impor kedelai. Caranya saat ini terdapat program dari Kementan yaitu menanam satu juta hektar untuk menghasilkan satu juta ton kedelai dan petani harus memanfaatkan peluang ini.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan, Kementan terus mendorong peningkatan kualitas produksi kedelai, diversifikasi pangan lokal sangat dibutuhkan, terutama untuk meningkatkan eksistensi produksi dengan buat organik. “Harga kedelai bagus, ayo tanam kedelai segera,” kata Dedi .

Reporter : Tutwuri Handayani/ Yeniarta

Telah terbit di; https://tabloidsinartani.com/