UMKM di Malang, Berlatih Olah Pangan Ubi Jalar
Malang--- Untuk meningkatkan ketahanan pangan, UMKM di Kabupaten Malang berlatih mengolah pangan ubi jalar menjadi berbagai olahan, seperti brownies dan mie. Kegiatan berlangsung di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan gizi rumah tangga yang dihasilkan dari ketersediaan pangan yang cukup, mulai dari jumlah maupun mutunya tetap aman, merata, dan mudah dijangkau. Pemerintah telah memasukkan program ketahanan pangan dalam Agenda Pembangunan Nasional ditahun 2022-2024 dengan mengutamakan program peningkatan ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan.
Menanggapi program ketahanan pangan naisonal yang telah direalisasikan oleh pemerintah, dan lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian masih menjadi fokus dalam pendampingan kawasan sentra produksi pangan Kabupaten Malang. Karenanya diperlukan pendampingan yang mengarah pada penguatan SDM pada UMKM.
Sebagai institusi yang berhubungan langsung dengan kualitas pertanian, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang telah menindaklanjuti kebijakan program dari Kementerian Pertanian tersebut melalui berbagai pelatihan dan penyuluhan untuk menyiapkan agar SDM pertanian memenuhi syarat membantu dan mendorong peningkatan produktivitas dan produksi yang menjadi target pemerintah.
Hal ini diterjemahkan oleh unit pelaksana teknis di lapangan seperti Dinas TPHP Kabupaten Malang yang menyelenggarakan Bimbingan Teknis Pengolahan Hasil Umbi-umbian. Kegiatan ini diikuti UMKM di wilayah Kecamatan Jabung Kabupaten Malang dengan jumlah 20 peserta.
Para peserta sangat berharap komoditas ubi kayu dan ubi jalar dapat menjadi produk unggulan dalam bisnisnya. Harapan dari aktivitas yang terpadu dan tersinergi tersebut adalah lebih mempercepat dalam mewujudkan kedaulatan pangan yang menjadi program unggulan Kementan untuk Indonesia sejahtera.
Spesifik lokal umbi-umbian yang dipilih unggulan di daerah Jabung. Selain itu umbi-umbian mengandung sumber karbohidrat yang cukup potensial, sehingga dapay mensubtitusi nasi.
Diversifikasi produk pangan sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan adanya pengolahan ubi kayu dan ubi jalar menjadi produk jadi seperti brownies dan mie.
Proses pembuatan brownies dan mie dilakukan pada kegiatan Bimtek ini. Tujuannya sebagai media dalam peningkatan kapasitas dan keterampilan UMKM, sekaligus sebagai hilirisasi pada komoditas ubi kayu dan ubi jalar di wilayah Kecamatan Jabung Kabupaten Malang.
SDM unggul itu, menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yang bisa mendukung pengembangan pertanian. Karena itu, Kementan memaksimalkan program-program pemberdayaan petani. Dengan cara itu, kapasitas dan pengetahuan SDM bisa ditingkatkan.
Dalam arahannya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi mengungkapkan, ada tiga faktor pengungkit produktivitas pertanian. Pertama, inovasi teknologi dan sarana prasarana. Kedua, aturan perundangan mulai dari Pemerintah Pusat sampai daerah. Dan ketiga, peran dari SDM pertanian.
“Dari tiga faktor itu, SDM pertanian memberikan konrtribusi yang sangat besar yaitu 50 persen terhadap peningkatan produktivitas. Berarti SDM pertanian harus mampu mengimplementasikan inovasi teknologi,” tegasnya.
Reporter : Rivana Agustin/ Yeniarta
Editor: Yulianto
Telah terbit di: https://tabloidsinartani.com/